Senin, 14 Januari 2013

It's Gonna Rain

 It's Gonna Rain
Juga salah satu soundtrack anime Samurai X, sehingga mau tidak mau saat mendengarkan lagu ini pasti ikut bernostalgia dan kebayang sama Kenshin Himura. Hoho… Aku tidak ingat lagu ini dijadikan ending ke berapa. Yang ku ingat, adegan di dalam clip ending nya itu kayak ada bambu-bambu dan kuil-kuil, ya. Lupa juga! >_<
Bonnie Pink. Aku bertanya-tanya apakah nama itu diberikan karena rambutnya di cat pink. Atau sebaliknya, karena namanya Bonnie Pink maka rambutnya harus di cat Pink? Di PV lagu ini sendiri, rambutnya berwarna pink, sedikit kontras dengan baju kuning cerah yang dikenakannya. Ma, tapi untuk lagu ini sendiri aku lebih prefer lagunya daripadany PV-nya sendiri. Pokoknya kesan samurai-X udah melekat sama lagu ini ^o^




Ini Akan Hujan
Translate: Uswatun Hasanah Ast

Mengambil langkah-langkah kaki dengan ringan, ciao, ciao
Tapi juga bergegas, ciao, ciao
Guntur seperti auman singa
Mendesak pembubaran
Apa yang terjadi?
Benar, hujan turun

Aku sungguh membenci hujan, ciao, ciao
Aku ingin berada disini lebih lama lagi
Dalam sekejab perasaan menyenangkan berubah
Ketika sang singa membuatku terburu-buru
Ini jelas, tidak! Menjengkelkan
Akan hujan

Apa dia telah menghapus alibinya?
Apakah dia sudah lupa?
Apa kita berdua hanya akan menjadi seperti ini?
Jadikan semua ini salahnya hujan

Adapun panggilan darinya, tidak ada, tidak ada
Dan juga pelajaran dari hujan, tidak ada, tidak ada
Jika pikiranku akan berubah
Seperti cuaca di Inggris
Itu akan melegakan, tapi sebaliknya
Akan hujan

Hujan telah membuat demamku datang kembali
Tapi dia juga tiba-tiba mengingatku
Sekarang kita berdua dituntun kesini
Ini semua salahnya hujan, tidak, terima kasih padanya

Hujan memanggil orang-orang dan membuat mereka menghilang
Seorang pesulap yang lebih kuat dari siapapun
Kita berdua telah dibodohi satu sama lain
Dan bukankah segalanya dimulai di tengah hujan
Akan hujan!
Ini akan hujan!

Minggu, 13 Januari 2013

Profil christina perri



Christina Judith Perri atau lebih dikenal Christina Perri yang melambung namanya sejak membawakan sebuah lagu romantis Jar of Heart dan sebuah lagu yang berjudul A Thousand Years yang menjadi ost film drama romantis Twilight dan kini cewek berusia 24 tahun asal Amerika Serikat ini dikabarkan akan menggelar konser di Indonesia pada 5 juni 2012 mendatang. Christina Perri merupakan salah satu artis Hollywood yang mengisi daftar tambahan sebagai artis mancanegara yang hadir untuk menghibur dunia permusikan Indonesia setelah beberapa waktu lalu Indonesia juga menghadirkan Colbie Caillat cewek asal Amerika Serikat juga yang terkenal dengan lagunya Fallin dan I Do itu. Christina Perri juga akan memperkenalkan lagu terbarunya "Love Strong" yang kabarnya baru akan keluar minggu depan.
Profil Christina Perri

Birth Name :
Christina Judith Perri

Nick name :
Christina Perri

Birth Date :
August 19, 1986

Birth Place :
Philadelphia, Pennsylvania, USA

Nationality :
American

Famous as :
Singer, songwriter

Claim to fame :
Single "Jar of Hearts" (2010)
Single "A Thousand Years"

New Song :
Single "Love Strong"

Education :

Graduated from Archbishop Ryan High School
Philadelphia in 2004

Family Brother :
Nick Perri (guitarist, b. 15-May-84)

Rabu, 09 Januari 2013

Listen To Me

Hey baby listen to me carefully
Come and sit beside me
I’ll tell you everything about me
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Hi honey listen to me carefully
Age is just a number
It won’t be any trouble at all
Reff:
Stay stay with me
I will be your best friend
I will be your guiding light
Stay stay with me
I will be your lover
I will be your everything
Hi honey listen to me carefully
For all the things that matters
Only you can take my golden heart
Repeat reff

Selasa, 08 Januari 2013

PROFIL GREE NDAY

GREEN DAY

 

 

Green Day adalah sebuah kelompok musik bergenre punk rock yang berasal dari California, Amerika Serikat dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (penyanyi utama, gitaris), Mike Dirnt (basis, penyanyi pendukung), dan Tré Cool (pemain drum, penyanyi pendukung). Green Day telah diakui di dunia musik karena keberhasilan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre punk rock kembali terkenal, bersama-sama dengan grup musik tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid.

Musik mereka telah mempengaruhi banyak kelompok musik beraliran punk lain, seperti Blink 182 dan Good Charlotte.

Kisah bermulai dari seorang anak bernama Billie Joe Armstrong yang memasuki tahun kelimanya di sekolah dengan bertemu dengan Michael Ryan Pritchard (Mike Dirnt) seorang anak yang rusuh berantakan dan yang terbaik, dia adalah seorang Punk. Mike memberi pelajaran apa yang disebut cinta dan punk kepada Billie, dan dengan musik mereka menjadi menyatu dan memutuskan bermain musik bersama. Lalu Billie dan Mike memulai suatu band bernama "Sweet Children".

Mike Memutuskan untuk tinggal bersama billie karena Ibunya memutuskan untuk pindah dari Bay Area karena masalah keuangan, jadilah Mike yang tinggal di garasi milik Bille.

Bille dan Mike pun mendengar suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, suatu tempat dimana semua Punker berkumpul untuk bersatu dalam musik, suatu tempat dimana dahulunya hanyalah sebuah club kecil, sampai sekarang, tempat itu bernama "Gilman".

Gig Pertama mereka di Gilman tidak terlalu disenangi karena mereka pikir "Sweet Children" terlalu "Pop" untuk didengar para manusia pecinta musik "Hardcore Punk". dan akhirnya mereka bertemu John Kiffmeyer, (aka Al Sobrante) untuk bergabung bersama "Sweet Children"

Sempat tidak disukai dan tidak diingat oleh masyarakat "Gilman" dan hampir frustasi karena mereka sudah mengorbankan semuanya, sampai-sampai Billie Joe dikeluarkan oleh sekolahnya, akhirnya John turun tangan, dia berusaha keras mendapatkan show untuk "Sweet Children" dan mengurus semua uang pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendaftar dalam show. Lalu John juga memanggil Lawrence Livermore pemilik Lookout! record untuk meliha "Sweet Children" bermain, dan ternya Lawrence menyukainya dan bertanya kepada billie, apakah mereka ingin membuat suatu album, Billie setuju.

Sesaat sebelum mereka merilis single berjudul "1000 Hours", "Sweet Children" berganti nama menjadi "Green day" yang mereka dapatkan saat mereka hanya bisa duduk seharian dan menghisap ganja. Lawrence sangat marah mendengar hal ini, tapi itu semua mereka kerjakan untuk yang terbaik. Dan setahun setelah muncul Green day, album pertama mereka yang bernama 39/Smooth akhirnya rilis. Green day sangat disukai saat itu, dan setelah Mike lulus dari Pinole Valley High School mereka melakukan tur selama 45 hari.

Green day rela tidur di basement orang supaya musiknya didengar, dan menjual kasu dan albumnya untuk bayar makan dan membeli bensin untuk mobil yang mereka pakai untuk tur. Tapi suatu masalah besar datang, John meninggalkan band untuk melanjutkan sekolahnya dan John sama sekali tidak memberi tahu Green day, Billie hanya tahu dari seorang teman, Billie sangat marah dan tidak bilang kepada John bahwa dia sudah digantikan dengan seorang drummer yang diperkenalkan oleh Lawrence yang bernama Frank Edwin Wright the III, yang sekarang lebih dikenal sebagai Tre Cool.

Grup musik ini telah menjual lebih dari 24.2 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 53.1 juta album di seluruh dunia. Green Day telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti MTV Video Music Awards dan Nickelodeon KidsChoice Awards, juga berbagai penghargaan lainnya, serta telah memenangkan 3 Grammy Awards (Best Alternative ALbum untuk Dookie, Best Rock Album untuk American Idiot dan Record of the Year untuk Boulevard of Broken Dreams).

That's cold



profil coldplay 


Kisah Sejarah Band Coldplay berawal dari meja bilyar. Tepatnya sebuah meja bilyar yang terletak di sebuah pub tak jauh dari kampus mereka, University College of London. Satu malam di pertengahan tahun 1996, dua orang mahasiswa tampak asik bermain bilyar. Mereka adalah Jonny Buckland dan Chris Martin. Walaupun beda jurusan - Jonny kuliah di jurusan Matematika dan Astronomi, sedangkan Chris menekuni Sejarah Dunia Kuno - kedua cowok ini sudah lengket satu sama lain atas nama musik.

Nggak berapa lama meja itu nambah satu pemain. Kali ini adalah seorang mahasiswa jurusan Antropologi yang sempet beberapa lama jadi rekan se-tim chris di lapangan hoki kampus. Namanya Will Champion. Sembari terus bermain serta sesekali menenggak bir, ketiga cowok ini ngobrol dan mereka-reka kemungkinan buat sama-sama membentuk sebuah band. Yang pertama kali melontarkan gagasan adalah Chris Martin. Itu dicetuskannya lantaran vokalis yang gape memetik gitar akustik dan piano ini nggak puas sama bandnya saat itu, Pectoralz. Ajakan itu ditangapi serius sama Will. Padahal saat itu ia sudah tercatat sebagai personal band Fat Hamster. serupa juga sambutan dari Jonny. Cowok kelahiran Mold, wales Utara ini, malah langsung ngusulin nama Guy Berryman, temennya di asrama buat melengkap formasi band. Begitu dihubungi, Guy langsung menganggukkan kepalanya. Maklum, mahasiswa jurusan Teknik itu lagi suntuk terus-terusan mainin aliran progresif sama bandnya, Time Out. "Band itu gawat bener. Gara-gara personel yang paling jago di situ tuh ngefans berat sama Genesis, yang lainnya harus ikutin kemauannya. ue tersiksa banget ngiringin solo instrumen yang lama-lama jadi kedengaran nggak masuk akal !" kenang Guy

Setelah semua lini terisi, band yang sampe saat itu belum mempunyai nama itu segera menggelar workshop di gudang kosong yang ada di asrama mereka. Sesekali mereka boleh berlatih di ruang musik milik kampus. Selain menyamakan persepsi dengan ngebawain lagu-lagu milik band lain, mereka juga coba-coba bikin lagu sendiri. "Apa yang ada di kepala kami saat itu cuma musik, musik dan musik. Inti dari workshop sendiri adalah berusaha mengeluarkan yang terbaik dari tiap personel dan menkolaborasikannya menjadi sesuatu." ingat Chris.

Saking getolnya bermusik, mereka nggak sempet mikirin soal nama band. Memang mereka pernah melontarkan nama-nama seperti Stepney, Green atau Starfish. Ujung-ujungnya, mereka memilih nama Coldplay, yang merupakan nama band milik salah seorang temen mereka yang udah bubar. "Pokoknya jangan pernah tanya apa arti 'Coldplay'. Soalnya kami sendiri nggak pernah mikirin. Saat itu, cuma kata itulah yang paling masuk akal bagi kami ketimbang pilihan nama lainnya !" ungkap Chris cuek.

Memasuki 1998, Chris cs sepakat buat merekam sebagian materi yang dianggap udah mantap sebagai demo. bermodal beberapa ratus pounds mereka menyewa Sync City Studios dan mulai menggarap demo. Entah kesambet setan mana, rencana membuat demo itu di tengah jalan berkembang menjadi mini album, yang nantinya bakal diedarkan sendiri. Jadilah tuh demo diperbanyak sampe sekitar 500 keping CD dan dirilis pada bulan Mei tahun yang sama dengan titel Safety.

Nggak disangka dari 500 keping yang diedarkan di seputar London, hanya sekitar 50 keping yang tersisa. Nama Coldplay mulai terdengar gaungnya. Beruntung, ada beberapa keping CD yang udah tersebar itu jatuh ke tangan yang tepat. Siapa lagi kalo bukan petinggi-petinggi perusahaan rekaman. Alhasil nggak nyampe setahun kemudian Coldplay teken kontrak pertamanya dengan Parlophone Records.

Biar udah punya kontrak rekaman, kuartet ini tetap merasa perlu mempertinggi jam terbang di atas panggung. Mereka sadar betul kalo Coldplay tuh tergolong 'BTL' alias 'band tembak langsung', yang go straight ke dapur rekaman tanpa pengalaman manggung.

Boleh percaya boleh nggak, biar udah mantap di jalur musik, Chris dkk ogah berkiprah lebih jauh karena kuliah mereka belum selesai. Cuma Guy aja yang ngak ngotot. Dengan beberapa pertimbangan, cowok ini rela nggak jadi tukang insinyur demi seratus persen menekuni musik. Begitulah. Sembari 3/4 personelnya berjuang di bangku kuliah, Coldplay juga berusaha buat terus berproduksi. Sampai akhirnya mereka merilis mini album lagi pada bulan April 1999. Berjudul Brothers and Sisters, tuh album dirilis dalam jumlah tiga kali lipat lebih banyak dari yang pertama. Album itu gak kalah larisnya. bahkan ada satu sngel yang sempet nongkrong di top 100 tangga lagu Inggris Raya.

Phil Harvey, yang menukangi manajemen Coldplay, jeli menangkap momen yang bisa melesatkan nama Coldplay. Seakan nggak mau menyia-nyiakan tren yang udah tercipta lewat Brohers and Sisters, Phil kembali menggiring Chris dkk masuk sudio rekaman buat memproduksi satu mini album lagi. Bulan Oktober 1999, mini album bertajuk The Blue Room itu dirilis. diikuti dengan sederet penampilan di berbagai festival bergengsi serta jadi pembuka buat Catatonia, jalan yang dilalui Coldplay saat itu bisa dibilang makin lapang terbentang. Tabloid musik paling bergengsi Inggris, NME, bahkan sempat menyebut mereka sebagai salah satu hottest band tahun 1999.

Seluruh fakta di atas bikin pede personel Coldplay makin berlipat-lipat. The time has come for Coldplay doing the real deal : Bikin full album !

Ternyata, jalan menuju pembuatan sebuah album penuh, nggak segampang yang dikira. Pasalnya, pihak label mereka saat itu belum terlalu yakin pada nilai jual band ini. Akhirnya, sambil mempersiapkan materi yang bakal dimuat di album penuh itu, Chris cs mutusin untuk sekali lagi merilis satu mini album. Kali ini, materinya adalah kompilasi dari yang pernah dirilis di Safety EP dan Brothers and Sisters plus beberapa materi baru. Biar masih diedarkan dalam jumlah terbatas, mini album bertitel Bigger Stronger itu terbilang sukses makin memancing perhatian khalayak. Terbukti, berbarengan dengan kemunculan album ini, muncul juga kritik yang bilang kalo Coldplay tuh nggak lebih dari sekadar pengekor Radiohead !

Kritik model begini makin santer, ketika mggak lama setelah itu, tuh band merilis singel Shiver yang keren itu. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Shiver kembali direspon antusias. Sempet terdafter sebagai salah satu heavy rotation songs di playlist Radio 1, videoklip singel itu juga lumayan kenceng diputer di MTV. Biar dicela kayak apapun juga, tetep aja singel itu mampu membawa Chris cs ke jenjang yang lebih tinggi dalam karir mereka. Untuk pertama kalinya, Coldplay mampu menembus jajaran Top 40 Inggris. Tapi itu belum seberapa dibanding ketika mereka melepas Yellow sebagai singel berikutnya. Singel yang dibilang Chris tercipta setelah terinspirasi sama cara bernyanyinya Neil Young itu, langsung melesat ke peringkat Top 10 Inggris dan bercokol di posisi 4 selama beberapa minggu nggak lama setelah dirilis. Lirik,"...Look at the stars/look how they shine for you/And all the things you do/And it was all yellow..." langsung jadi satu mantra wajib penggila musik di daratan nggris.

Nggak butuh waktu lama lagi bagi lagu itu jadi anthem anyar generasi yang udah bosen sama deruan gitar distorsi yang membalut lirik-lirik bertemakan kemarahan. Saking populernya, Coldplay pun jadi salah satu band yang paling ditunggu penampilannya di festival musik bergengsi Glastonbury 2000. Menurut Will, waktu itu sebelum manggung mereka nervous setengah mati sebelum naik panggung. Tapi bagaimanapun juga penampilan Coldplay selama 1 jam pada hari kedua festival itu berakhir manis.

Prestasi yang dicetak Yellow, ditambah suksesnya penampilan mereka di Glastonbury otomatis memperlancar jalan yang kudu ditempuh album debutnya yang dikasih judul Parachutes. Album itu dirilis tanggal 1 Juli 2000. Hanya dalam hitungan minggu, album berisi 11 lagu keren itu langsung meroket ke puncak tangga album terlaris di Inggris. Secara artistik, tuh album juga langsung mendapat pengakuan. Mereka sukses menyabet piala di Brits Awards, Mercury Prize, NME Carling Awards, sampai yang paling gres, Grammy Awards. Top banget ! Coldplay is now a really England's next biggest thing !

Hebatnya lagi, apa yang udah diraih itu nggak pernah bisa merubah sifat dasar para personel Coldplay. Sopan, ramah dan rendah hati tetap jadi satu ciri yang mengemuka dari Chris, Will, Guy dan Jonny. "Kami nggak merasa perlu buat berubah. Soalnya kami cukup bersyukur sama apa yang udah kami miliki sejauh ini. Lagian kami juga nggak tau, kalo mau berubah tuh musti berubah kayak apa lagi ?" ucap Guy, polos.

"Buat kami rock 'n roll tuh adalah kebebasan buat melakukan apa yang kami mau. Dan yang kami mau saat ini adalah gaya hidup yang biasa-biasa aja. Nggak perlu drugs apalagi jadi hedonis. Soalnya buat kami hal itu tuh basi dan klise banget. Kami nggak mau terjebak dalam klise-klise macam itu !" tandas Chris.

Jumat, 04 Januari 2013

festival musik jepang

Musik Tradisional dan music FOLK/ rakyat
Musik Tradisional
Bentuk tertua dari musik Jepang tradisional shōmyō (声明 atau Anda bisa menggunakan 声明), nyanyian Buddha, dan gagaku (雅 楽), pengadilan musik orkestra, yang keduanya merupakan tanggal dengan periode Nara dan Heian.
Gagaku adalah jenis musik klasik yang telah dimainkan pada pengadilan Imperial sejak Periode Heian. Kagurauta (神 楽 歌), Azumaasobi (
游) dan Yamatouta (大 和 歌) adalah perkumpulan adat asli jepang. Tōgaku (唐 楽) dan komagaku berasal dari dinasti Tang Cina melalui Semenanjung Korea. Selain itu, gagaku dibagi menjadi kangen (管弦) (musik instrumental) dan bugaku (舞 楽) (tari disertai dengan gagaku).

Berasal pada awal abad ke-13 adalah honkyoku (本 曲 "potongan asli"). Merupakan  (solo) shakuhachi (尺八) dimainkan oleh mazhab pimpinan pengemis Fuke dari Buddhisme Zen. PImpinan ini, yang disebut komusō ("biksu kekosongan"), bermain honkyoku untuk sedekah dan pencerahan. Sekte Fuke tidak lagi ada di abad ke-19, tapi keturunan lisan dan tertulis dari banyak honkyoku masih ada, meskipun musik ini sekarang sering dipraktekkan dalam pengaturan konser atau setting performace.

samurai sering mendengarkan dan mempertunjukkan kegiatan dalam music ini, dalam praktik mereka memperkaya hidup dan pemahaman mereka.
Musik teater juga dikembangkan di Jepang sejak usia dini. Noh (能) atau tidak muncul dari berbagai tradisi lebih populer dan pada abad ke-14 telah berkembang menjadi seni yang sangat halus. Musik Ini menuju puncaknya setelah dibawa oleh Kan'ami (1333-1384) dan Zeami (1363? -1443). Dalam Zeami khusus disediakan inti dari adat Noh dan risalah banyak menuliskan tentang rahasia tradisi.
Bentuk lain dari teater Jepang adalah teater boneka, sering dikenal sebagai bunraku (文 楽). Teater wayang tradisional ini juga memiliki akar dalam tradisi populer dan berkembang khususnya selama Chonin pada periode Edo (1600-1868. Hal ini biasanya disertai dengan zikir (berbagai gaya jōruri) ( 瑠 璃) disertai dengan shamisen (三味 线) musik.

Selama periode Edo aktor (setelah 1652, khususnya laki-laki dewasa) melakukan kabuki yang ramai dan teater  populer (歌舞 伎). Kabuki  dapat menampilkan apapun dari cerita sejarah yang dibawa dalam tarian, sering disertai dengan nagauta ( ) gaya bernyanyi dan kinerja shamisen.

Kamis, 03 Januari 2013

AND THE RAIN FALL

ada yang tau mocca? yaaa salah satu minuman kopi yang rasanya menggiurkan mungkin.tapi mocca yang ini adalah groupband asal bandung yang meledak di swiss.keren ngga tuh?hehehhe...... langsung ajadeh chekidot beberapa lyrc lagu-lagunya.disini gue bakalan ngasih beberapa lyrc,tapi yang pertama gue kasih pembuka yaitu AND RAIN WILL FALL

MOCCA-AND THE RAIN FALL

I can't understand
Why my world keeps on turning?
And I can't understand
Why the sun keeps on shining?
When you left me all alone

But I do understand
That you have someone better
And I can't understand
That you saved me for later
I can take it I will wait

All that I need now
Is for the rain to fall from the sky
To wash away my pain inside
All that I need now
Is for the rain to fall from the sky
The rain will fall
The rain will fall

musik blues berasal dari adzan?

Blues?


Aliran musik vokal daninstrumental ini berasal dari Amerika Serikat tepatnya lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi dan mulai berkembang pesat pada akhir abad 19 M/ sekitar tahun1895. Blues muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di Amerika yang bekerja sebagai buruh tani, di mana saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka selalu melantunkan pujian kepada Allah dan juga lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang tertindas saat itu.
Musik blues telah terbukti berakar dari tradisi kaum Muslim di Afrika Barat, hal ini telah di buktikan
oleh Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York. Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :
  1. Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat;
  2. Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.
Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh Muslim kulit hitam asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan adzan dan berisi tentang keagungan Allah. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.

Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari.

Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation).

Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus Prof Kubik menulis buku tentang relasi musik blues dengan peradaban Islam di Afrika barat berjudul "Africa and the Blues" yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya vokal kebanyakan penyanyi blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang,. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan dari mayor ke skala minor dan kembali lagi, hal ini sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New Jersey, ketika berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang melantunkan doa yang terdengar sangat musikal seperti yang orang Amerika menyebutnya "Blues". Begitulah tradisi Islam di Amerika telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues.

Saat ini musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country dan rock. Dan perkembangan blues sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, dimana ras Afrika mendominasi gaya musik blues. Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang kulit hitam Amerika. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik Amerika dipopulerkan oleh WC Handy (1873-1958) yang dianggap sebagai bapak blues. Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914-1921